Eliza and The Fairy’s

WineFoodStyle – Suatu hari di sebuah hutan, tinggallah seorang gadis cantik jelita bernama Eliza. Eliza hidup dengan bahagia dan bebas bersama dengan hewan-hewan yang ada di hutan.

Setiap pagi dia selalu berangkat ke sungai untuk mencuci baju dan memanen apel yang ada di tepi sungai. Namun saat hendak pergi ke sungai, jalan yang biasa dia lewati tertimpa pohon besar.

Akhirnya eliza memutuskan untuk mencari jalan lain. dia pun melewati jalan yang dipenuhi dengan pohon-pohon yang rimbun.

Dalam perjalanan, tiba-tiba muncul seekor kelinci putih yang sangat cantik. Karena terpikat dengan kecantikannya eliza pun mengikuti kelinci itu.

Namun tanpa eliza sadari ternyata dia sudah memasuki hutan terlalu dalam. Saat tersadar dirinya sudah tersesat dan hari semakin gelap.

Eliza pun memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon besar sambil menunggu matahari muncul kembali keesokan harinya.

Saat dia menyandarkan diri ke pohon, tiba-tiba dia terperosok ke dalam pohon. Eliza pun terduduk dan hanya bisa menangis ketakutan.

Disaat yang bersamaan, tiba-tiba datanglah seorang peri kecil. Peri itu pun bertanya kepada eliza “haii gadis cantik apa yang membuatmu menangis tersedu-sedu?” eliza pun segera mengusap air matanya.

Dia terkejut karena ini pertama kalinya dia bertemu dengan seorang peri. Eliza pun menceritakan kejadian yang menimpanya pada peri itu.

Peri itu mengajaknya untuk berpetualang di desanya dan berkata bahwa teman-temannya akan membantu Eliza kembali ke tempat tinggalnya. Eliza pun segera bangkit dari tempatnya dan mengikuti kemana peri itu terbang.

Dalam perjalannya, Eliza menceritakan tentang tempat tinggalnya kepada sang peri. peri itu pun berkata “tenang saja gadis cantik, kamu akan segera kembali ke tempat tinggalmu”.

Sesampainya di desa sang peri, Eliza terkejut karena desa itu terlihat mungil dan sangat terang. Saat masuk ke dalam desa banyak peri lain yang datang mendekat.

Peri yang menuntun eliza pun menjelaskan bahwa eliza tersesat dan terperosok jatuh, hingga akhirnya bisa tiba kesini.

Para peri yang berkerumun tadi bersorak gembira, mereka menyambut kedatangan Eliza dengan meriah. Eliza yang tadinya terlihat sedih karena tersesat kini tertawa bahagia bersama para peri lain.

Disana peri yang menuntun eliza mengajaknya untuk berkeliling desa dan bermain bersama para peri lain.
Para peri pun membuatkan pesta penyambutan untuk Eliza.

Eliza sangat terkejut dengan makanan yang dihidangkan di depannya. Makanan itu terlihat enak sekali, hingga tanpa sadar dia hampir menghabiskan semua makanan yang dihidangkan untuknya.

Eliza pun bertanya kepada jack peri yang sejak tadi menuntunnya “jack, siapakah yang membuat semua hidangan yang sangat lezat ini”.

Jack pun dengan bangga mengatakan “ini semua dalah hasil jerih payah dari kepala koki kami.. Hans”. Hans yang sejak tadi sembunyi dibalik tubuh jack pun hanya tersenyum malu menanggapi pujian yang eliza berikan untuknya.

Dengan antusias, Eliza menghampiri Hans yang sejak tadi terus bersembunyi di belakang jack. Ia menanyakan bagaimana bisa dia membuat makanan selezat ini.

Hans berkata bahwa ini semua berkat hasil kebun yang ditanam oleh peri kebun. Hans pun menunjukkan tempat dimana para peri menanam hasil kebun itu.

Disana hans mengenalkan beragam hasil kebun yang ada. Mulai dari sayuran, buah-buahan dan bahkan mengajak eliza untuk memetik beberapa buah yang sudah matang.

Dengan semangat eliza membantu hans yang sejak tadi memetik buah-buahan untuknya. Ada beragam buah yang mereka petik mulai dari apel, pir, melon dan masih banyak lagi.

Hans dan para peri kebun lain pun segera membantu untuk mengupas beberapa buah yang tadi dipetik. Dengan lahap Eliza memakan buah-buah tersebut. Dia terkejut karena rasanya sangat enak, berbeda dengan buah yang ada di sekitar tempat tinggalnya.

Tidak terasa hari sudah hampir menjelang pagi, para peri yang tadi bermain bersama Eliza pun segera berkemas. Eliza pun terlihat kebingungan, Hans menjelaskan bahwa jika matahari terbit maka desa ini akan menghilang. Desa ini akan muncul kembali di malam bulan purnama.

Eliza pun sedih, dia terpaksa harus berpamitan dengan teman-teman yang baru dia temui. Hans pun segera menghibur Eliza yang terlihat sedih, dia berkata bahwa selama 2 hari ke depan eliza bisa kembali ke desa ini dan bermain bersama para peri lagi.

Eliza pun mengangguk bahagia karena dia masih bisa bertemu dengan teman-teman barunya lagi. Hans pun segera mengantar eliza menuju lorong semak yang ada di balik desa.

Sesampainya di depan lorong semak itu Hans menyuruh Eliza untuk menutup matanya. Eliza pun menuruti permintaannya dan secara ajaib Eliza sudah berada di persimpangan jalan yang tertimpa pohon besar itu.

Eliza pun segera pergi ke rumah dan membuat roti untuk dibawa ke desa para peri itu. Setelah roti buatannya selesai, eliza segera membersihkan dirinya. Ia bersiap-siap untuk pergi ke tempat dimana pohon besar itu berada.

Namun begitu sampai, pohon besar itu sudah tidak ada. Eliza terkejut karena seingatnya dia dulu terjatuh disana. Eliza pun mengelilingi tempat dimana pohon dulu berada.

Namun yang dia temukan hanya keranjang cucian dan bajunya yang berserakan. Eliza menyadari bahwa dia tidak bisa bertemu dengan teman-temannya lagi.

Eliza pun berteriak memanggil nama Hans dan Jacob. Tetapi usahanya tetap saja sia-sia, hingga hari semakin gelap dia tetap tidak bisa menemukan pohon besar itu.

Dengan berat hati, Eliza pun melangkah kembali kerumah sambil menenteng keranjang roti dan penerang yang dia bawa. Eliza berharap besok malam dia bisa bertemu kembali dengan teman barunya.

Hari berganti hari, sudah hampir satu bulan ini setiap malam hari Eliza selalu pergi ke tempat pohon itu berada. Namun pohon itu tetap tidak muncul kembali.

Eliza yang putus asa pun hanya bisa duduk pasrah di tempat pohon itu berada sambil menahan tangisnya. Setelah menunggu beberapa saat, Eliza memutuskan untuk kembali kerumahnya.

Dengan kepala tertunduk dan mata yang berlinang air mata, Eliza melangkahkan kaki menuju rumah kecilnya. Begitu tiba di depan rumah, Eliza terkejut mendapati rumahnya penuh dengan germelap bubuk peri yang disebar.

Eliza tidak kuasa menahan tangisnya begitu dia mendapati teman-teman perinya itu datang ke rumah kecilnya. Para peri yang menyadari kedatangan Eliza pun segera mengelilinginya.

Mereka bersorak gembira sambil menenangkan Eliza yang sejak tadi terus menangis. Para peri itu segera menuntun Eliza menuju taman yang ada di belakang rumahnya.

Disana sudah ada beberapa peri beserta hidangan yang sudah tersusun rapi diatas meja. Eliza pun segera duduk di kursi dengan hidangan di depannya, namun dia kembali menangis lagi.

Para peri yang ada di sana pun kebingungan karena Eliza terus menerus menangis. Mereka berusaha menenangkan Eliza, namun tetap saja Eliza terus menangis.

Melihat itu Hans dan Jacob yang baru saja tiba sambil membawa beberapa buah pun segera menghampiri Eliza. Betapa senangnya Eliza yang melihat Hans dan Jacob berada di depan tamannya.

Dia segera berlari menghampiri Hans dan Jacob, dengan semangat Eliza pun segera memeluk kedua temannya itu. Eliza pun segera menceritakan semuanya kepada Hans dan Jacob.

Mendengar itu, Hans pun menjelaskan kepada Eliza alasan mengapa desa mereka menghilang. Jacob pun mengatakan kepada Eliza bahwa mereka tidak akan menghilang lagi, mendengar hal itu eliza pun merasa tenang.

Setelah pesta itu selesai, Hans yang melihat Eliza sedang bermain dengan para peri lain pun segera menghampirinya. Ia menyampaikan bahwa mereka telah menemukan tempat baru untuk membangun desa kembali.

Mendengar hal itu Eliza pun sangat bersyukur dan bertanya kepada Hans “dimana kalian akan membangun desa kembali?”. Hans pun menjawab bahwa mereka akan membangun desa di balik semak belukar yang ada di taman belakang rumahnya.

Mengetahui hal itu Eliza pun sangat senang karena kini dia bisa bertemu teman-temannya tanpa harus berjalan jauh menuju sungai lagi.

Keesokan paginya Eliza yang menyadari dirinya tertidur di kamar pun segera berlari keluar rumah. Ia mendapati bahwa teman-teman perinya masih berada disana pun langsung menghembuskan nafas lega.

Dia takut ketika bangun teman-temannya akan menghilang lagi. Hans yang melihat Eliza keluar langsung memanggilnya. Ia menyuruh untuk sarapan dengan roti yang baru saja dibuat olehnya dan beberapa koki lain.

Dengan semangat, eliza pun segera menghabiskan sarapannya itu dan pergi membantu para peri lain yang sedang mencari bahan-bahan untuk membangun desa. Kini mereka bisa hidup bahagia bersama tanpa takut kehilangan lagi.

You May Also Like

About the Author: administrator

Leave a Reply

Your email address will not be published.