WineFoodStyle – Perempuan berbadan mungil dengan rambut sebahu mengayuh sepedahnya menuju sekolahannya.
Reina Azrani adalah nama perempuan tersebut, ia memarkikan sepedahnya dengan santai, karena ini juga masih pukul 6.50.
Baru saja Rei ingin meninggalkan tempat tersebut. Tiba-tiba ia mendengar suara sepedahnya jatuh. Rei langsung menegok ke belakang, matanya melotot melihat sepeda kesayangannya itu jatuh karena ditabrak oleh motor sport dari seseorang yang tidak ia kenali.
Rei dengan cekatan membenarkan posisi sepedahnya lalu mengecek bagian mana saja yang rusak, disatu sisi terdapat laki laki yang terlihat kesakitan karena jatuh dari motornya.
Laki laki tersebut bangun, lalu berdecak kesal karena perempuan yang berada di depanya itu lebih mementingkan sepedahnya daripada menolongnya.
Rei menatap tajam Laki laki tersebut, wajah Reina memang kecil dan mungil namun sekali marah wajahnya bisa berubah garang. Laki laki tersebut meminta penjelasan kepada Rei, karena menatapnya seolah olah ia dia telah melakukan kejahatan.
Rei menarik tangan laki laki tersebut menyuruhnya untuk melihat kondisi sepedahnya, laki laki tersebut menatap sepeda Rei ternyata, bagian belakang sepedanya penyok dan rantainya putus, pantas saja Rei terlihat sangat marah.
Rei meminta tanggung jawab laki laki tersebut dengan tegas, namun laki laki tersebut malah tertawa lalu mengatakannya dengan tenang bahwa ia akan ganti rugi atau malah membelikannya sepeda baru.
Laki laki tersebut lalu pergi begitu saja membuat Rei mencak mencak kesal, padahal hari ini moodnya sedang bagus cuma gara gara satu orang laki laki tidak bertanggung jawab moodnya menjadi berantakan.
Para siswa bergerombol untuk melihat daftar kelas mereka. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, setelah liburan kenaikan kelas.
Tangan Rei ditarik oleh sahabatnya yaitu Meita, perempuan yang mempunyai pipi chabi dengan rambut ikal memeluk Rei kegirangan karena akhirnya setelah berpisah setahum mereka kembali satu kelas .
Rei melihat papan daftar namanya terletak di kelas 12 IPS 2, Rei mengangguk angguk lalu berkata dalam hati “BOLEH JUGA”.
Rei memasuki kelas dengan ekspreksi wajah yang biasa biasa saja, kalian berharap apa emang wkwkwk. Rei memang begitu orangnya tidak terlalu perduli dengan urusan orang lain, namun jika orang tersebut menyenggol Rei terlebih dahulu jangan berharap bisa lolos begitu saja.
Berbeda dengan Meita anak itu sangatlah ceria, kalian tahu saat masuk kelas tadi Meita menyapa semua orang yang ada dikelas satu persatu, Rei hanya geleng geleng melihat tingkah sahabatnya itu.
Bel sudah berbunyi menandakan pelajaran akan dimulai sebentar lagi, Pak Rudi memperkenalkan dirinya terlebih dahulu lalu mengabsen satu persatu muridnya. Semuanya hadir kecuali seseorang dengan nama Atlas Margent.
Pak Rudi bertanya kepada muridnya itu barangkali ada yang tau namun semua menggelengkan kepalanya. Tiba tiba masuklah seorang laki laki dengan tubuh tinggi dan rambut berwarna pirang.
Tampa adanya rasa bersalah laki laki tersebut langsung duduk di kursi paling belakang lalu menelangkupkan kepalanya lalu tidur.
Pak Rudi menanyainya apakah dia yang namanya Atlas, laki laki tersebut hanya mengacungkan jempolnya lalu kembali tidur dan anehnya Pak Rudi tidak marah dan membiarkannya.
Suasana kelas sangat gaduh setelah Pak Rudi meninggalkan kelas, Reina melirik Atlas sekilas, dia ingat betul laki laki tersebut yang membuatnya moodnya berantakan.
Meita memegang kedua pipi Rei menyuruhnya untuk menatapnya, ia membawa kabar hot news dari bangku sebelah. Reina memutar kedua bola matanya malas namun, ia tetap mendengarkan cerita Meita.
Atlas adalah anak dari kepala sekolah, tadinya Atlas bersekolah diluar negri namun, sekarang ia pindah kesini untuk menyusul ayahnya.
Karena itu semua guru di sini tidak ada yang berani menengurnya, Meita bercerita panjang lebar dengan excetid sedangkan Reina hanya mangut mangut walau sebenarnya ia juga terkejut.
Semua siswa berhamburan keluar dari kelasnya karena pelajaran hari ini sudah berakhir. Meita mengajak Rei untuk mampir ke suatu tempat, namun Rei menolaknya karena dia ada urusan hari ini.
Rei melihat kearah jam tangannya, sudah setengah jam namun seseorang yang ia tunggu belum datang juga. Rei berdecak kesal akhirnya ia memutuskan untuk pulang jalan kaki.
Tadinya ia meminta tanggung jawab kepada laki laki tadi pagi yang menyebabkan sepedanya rusak. Atlas berjalan santai kearah parkiran dengan santai, ia melihat seseorang menendang montornya dari kejauhan.
Atlas terkejut dan segera menghampiri montornya itu, tiba tiba ia teringat perempuan yang marah marah karena sepedanya. Atlas menengok kesamping ternyata sepedanya masih ada, ia segera menaiki motornya dan pergi dari parkiran.
Sebuah motor tiba-tiba berhenti didepan Reina membuatnya terkejut, Atlas menyuruh Rei untuk naik ke motornya. Rei terdiam sejenak lalu menolak tawaran Atlas, dia menyuruhnya untuk membenarkan sepedanya.
Atlas berdecak kesal ia mengatakan bahwa besok sepedanya akan kembali seperti semula, sekarang Rei harus segera pulang sebelum hari semakin gelap. Akhirnya Rei sejutu lalu segera naik ke motor Atlas. Atlas tersenyum kecil samar samar entah mengapa ia merasa bahagia.
Atlas menghentikan motornya disebuah kedai ayam, Reina menepuk pundak Atlas mengucapkan terimakasih lalu menyuruhnya untuk segera pergi dari sini.
Belum sempat Atlas pergi tiba tiba Ibu Naya keluar dari kedai lalu menyuruh Atlas untuk mampir, Rei memberi kode kepadanya ibunya untuk tidak berbuat aneh aneh, namun ibunya tidak menghiraukanya.
Bu Naya menarik lengan Atlas masuk kedalam kedai, ia sangat senang, karena ini pertama kali Rei mempunyai teman cowok, apalagi Atlas sangat tampan. Bu Naya menyuruh Rei mengambilkan makanan untuk Atlas dan menyuruh suaminya membuat minuman.
Rei menghela nafas, sebenarnya siapa yang anaknya padahal juga baru bertemu, sedangkan Atlas hanya bisa tersenyum canggung, jika boleh jujur ia sangat iri kepada keluarga Rei.
Mereka bertiga menikmati makanan dengan canda gurau, Bu Naya menyuruh Atlas untuk menambah makanan sampai kenyang, Pak Dika juga membungkuskan makanan untuk dibawa pulang.
Mata Atlas memanas sudah lama, ia tidak merasakan kehangatan dari kedua orangtuanya, selama ini ia selalu sendirian. Rei yang melihat Atlas seperti orang yang ingin menangis segera mengalihkan perhatian kedua orangtuanya itu.
Pagi ini Rei berangkat bersama Meita jalan kaki, kebetulan rumah mereka berdekatan. Rei juga sudah menceritakan kepada Meita tentang kejadian kemarin bersama Atlas.
Rei berniat mengecek sepedahnya, senyumnya mengembang ketika melihat sepedanya sudah kembali seperti semula, Meita sengaja menyenggol bahu Rei menggodanya. Disaat yang bersamaan Atlas datang dengan motor kesayangannya, Meita semakin menggoda Rei.
Atlas menghampiri Rei untuk mengucapkan terimakasih untuk semalam, lalu ia berjanji akan mentraktir makanan dikantin termasuk dengan Meita. Meita kegirangan membuat Rei mencubit tangannya mengisyarakan jangan terlalu berlebihan.
Mereka bertigapun akhirnya dekat, Atlas sering menghabiskan waktunya bersama Rei dan Meita di perpustakaan.
Tidak perduli dengan cuitan teman-teman sekelasnya yang menganggap Atlas banci atau apalah itu, karena sering menghabiskan waktunya dengan mereka berdua.
Atlas juga sering mampir ke kedai orangtua Rei, bahkan Bu Naya sudah menganggapnya seperti anak sendiri apalagi Pak Dika sangat ingin anak laki laki. Hari ini mereka bertiga belajar bersama untuk Ujian Nasional besok.
Meita terus mengoceh karena kisi kisi yang diberikan oleh gurunya sangat sulit untuk dipahami. Atlas mengangguk angguk setuju lalu mengajak mereka untuk menyudahi sesi belajarnya lalu pergi ke restoran.
Atlas mengatakan dengan bersemangat sambil menepuk nepuk perutnya yang kelaparan. Meita segera meringkas buku bukunya namun dicegah oleh Rei, kali ini kita harus benar benar fokus belajar, kita juga harus memikirkan masa depan kita tidak hanya soal makanan dan bermain.
Bagaimana jika kita tidak diterima di universitas yang kita mau siapa yang rugi? Rei menceramahi mereka berdua panjang lebar. Atlas dan Meita mengangguk angguk paham lalu kembali belajar.
Seluruh siswa ramai melihat papan daftar peringkat siswa yang akan direkomendasikan ke universitas yang di inginkan. Namun ada yang janggal nama Rei tidak ada di daftar tersebut padahal Rei selalu mendapat peringkat 1 di kelasnya.
Hanya nama anak anak dari kelurga yang berpengaruh yang ada di daftar, bahkan nama Atlas ada di urutan pertama. Meita dan Rei saling bertatapan mereka tau pasti ini ulah Kepala Sekolah dan komplotanya itu.
Atlas melihat keduanya sahabatnya itu dengan tatapan rasa bersalah, ia harus bertindak agar sekolahan ini menegakkan keadilan.